Langsung ke konten utama

Penjelasan KMA No.207 Tahun 2014

Menindaklanjuti Keputusan Menteri Agama Repulik Indonesia Nomor 207 tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang Kurikulum Madrasah, Direktur Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kamaruddin Amin mengeluarkan Surat Edaran (SE) No. SE/DJ.I/PP.00.6/1/2015 tanggal 02 Januari 2015 yang antara lain berisi :
  1. Penerapan Kurikulum Mata pelajaran pendidikan Agama Islam (PAI) dan bahasa Arab materi pengajaran mengacu kepada KMA nomor 165 tahun 2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Pedoman Kurikulum madrasah 2013 mata pelajaran pendidikan Agama Islam dan bahasa Arab untuk Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah

  2. Penilian hasil pembelajaran peserta didik untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam dan bahasa Arab mengikuti standar penilaian pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

  3. Madrasah dapat mengggunakan metode pengajaran selain metode saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama islam dan bahasa Arab;

  4. Madrasah Aliyah yang menerapkan KTSP 2006 melakukan penjurusan pada kelas XI;

  5. Madarsah Aliyah yang memiliki peminatan keagamaan melakukan peminatan pada kelas X;

  6. Kantor Wilayah kementerian Agama propinsi Segera melakukan pendataan dan melaporkan tentang kesiapan madrasah pendampingan di wilyahnya masing-masing untuk melaksanakan Kurikulum 2013;

  7. Madrasah dapat melaksanakan Kurikulum 2013 yang menjadi kebijakan Dinas pendidikan Daerah Setempat

Dengan demikian, Surat Edaran ini memberi ruang gerak lebih bebas bagi pengelola madrasah dalam kegiatan pembelajaran meski mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab menggunakan Kurikulum 2013, namun penilaian dapat menggunakan metode KTSP 2006.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kekeraasan Verbal dan Krisis Kesantunan

Di salah satu blog saya yang lain, saya pernah memposting sebuah artikel tentang Kekuatan Kata-Kata, bagaimana ia mampu merubah rasa empaty, membangkitkan semangat, menopang kekuatan diri, juga sebaliknya mampu menjadi mesin penghancur mimpi. Image : intisari-online.com Terkait dengan efek negatif Kekuatan Kata-Kata tersebut, kali ini sebuah artikel karya Rahmi Yulia, seorang Duta Bahasa Nasional sengaja saya pilihkan buat para reader untuk melihat betapa Kesantunan yang dulunya melekat sebagai jati diri bangsa Indonesia, kini tengah dilanda krisis yang hebat, ditandai dengan maraknya kekerasan verbal di area publik. OK, langsung aja di cekidot, check it out maksudnya :) I. PENDAHULUAN Sejak sekolah dasar, guru di Indonesia pada umumnya telah memberitahu bahwa bahasa menunjukkan bangsa. Slogan ini membutuhkan deksripsi dan narasi yang argumentatif. Bahasa pada ungkapan bahasa menunjukkan bangsa mengacu pada dua hal: pertama bahasa itu sendiri dengan seg...

Sekali Membentak Ribuan Sel Otak Anak Rusak

"Tahukan Anda di dalam setiap kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian mampu membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan mampu membunuh lebih dari 10 milyar sel otak saat itu juga. Sebaliknya 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 trilyun sel otak saat itu juga.” Dari beberapa artikel dan penelitian disebutkan bahwa, satu bentakan merusak milyaran sel-sel otak anak kita. Hasil penelitian Lise Gliot, berkesimpulan pada anak yang masih dalam pertumbuhan otaknya yakni pada masa golden age (2-3 tahun pertama kehidupan, red), suara keras dan membentak yang keluar dari orang tua dapat menggugurkan sel otak yang sedang tumbuh. Sedangkan pada saat ibu sedang memberikan belaian lembut sambil menyusui, rangkaian otak terbentuk indah. Penelitian Lise Gliot ini sendiri dilakukan sendiri pada anaknya dengan memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah monit...

Penegasan mendikbud Soal UN 2015 (Tunggu Permen)

walaupun belum dinyatakan secara utuh dalam sebuah Peraturan Menteri , hasil kelulusan Ujian Nasional tahun 2015 dipastikan 100% ditentukan oleh masing-masing sekolah. Diharapkan sekolah berlaku jujur untuk kepentingan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Image : visiuniversal.blogspot.com "Pelaksanaannya (UN) tetap. Hasilnya saja yang ditentukan oleh pihak sekolah masing-masing," kata Anies pada acara Seminar Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 di Medan seperti dilansir dari Antara, Sabtu (10/1). Anies mengatakan, meski hasil kelulusan UN sudah dinyatakan ditentukan 100 persen oleh sekolah, detail lainnya seperti soal UN masih dibahas. "Sekarang ini yang sudah saya nyatakan adalah soal keputusan bahwa hasil kelulusan UN 100 persen akan ditentukan masing-masing pihak sekolah. Sedangkan detail lainnya, 10 hari lagi akan saya umumkan karena masih dalam tahap pembahasan," katanya. Menurut dia, soal kejujuran hasil UN perlu mendapat perhatian besar...