Langsung ke konten utama

Kemenag : K-13 hanya untuk PAI dan Bahasa Arab

Polemik penerapan untuk Kurikulum 2013 nampaknya bergulir terus seperti bola panas. Setelah Mendikbud Anies Baswedan mengeluarkan surat edaran penghentian Kurikulum 2013 ternyata masalah tidak berhenti sampai di situ. Ada banyak sekolah yang masih ingin terus berjalan dengan K-13. Namun juga tak sedikit sekolah yang justru bergembira dengan penghentian Kurikulum 2013 ini.


Untuk Madrasah atau sekolah yang dibawah naungan Kemenag juga terjadi kebingungan dalam menyikapi surat edaran dari Mendikbud tersebut. Dari Kemenag sendiri beberapa waktu yang lalu dalam menyikapi edaran dari Kemendikbud mengeluarkan Surat Edaran Kemenag untuk sekolah. Namun kabar terbaru dari Dirjen Pendidikan Islam menyebutkan bahwa dalam menerapkan Kurikulum 2013 ini sekolah dalam naungan Kemenag hanya melanjutkan K-13 untuk rumpun PAI dan Bahasa Arab.

Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengatakan bahwa pihaknya sedang menyiapkan Rancangan Peraturan Menteri Agama (PMA) tentang pemberlakukan Kurikulum 2013 (K13) untuk rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab. Rumpun mapel PAI itu mencakup: Al-Quran Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

Menurut Beliau, PMA akan segera diterbitkan untuk implementasi K-13 pada rumpun PAI dan Bahasa Arab. Sedangkan untuk mata pelajaran umum mengikuti Dikbud yang masih pending. komaruddin menjelaskan bahwa kebijakan yang akan diambil ini sudah dilaporkan dan disetujui oleh Menag. Beliau beralasan bahwa K13 untuk PAI dan BA lebih bagus secara substantif, meskipun secara teknis masih ada hal hal yang harus dibenahi. Selain itu, lanjut Kamaruddin, K13 mapel PAI dan Bahasa Arab sepenuhnya di bawah kewenangan Kemenag. “Untuk mapel umum kita tidak bisa berbeda dari Dikbud, karena dokumen kurikulumnya dari Dikbud,” tegasnya.

Sumber : infoguruterbaru.com

https://wasdikmad.blogspot.com/2014/12/kemenag-k-13-hanya-untuk-pai-dan-bahasa.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kekeraasan Verbal dan Krisis Kesantunan

Di salah satu blog saya yang lain, saya pernah memposting sebuah artikel tentang Kekuatan Kata-Kata, bagaimana ia mampu merubah rasa empaty, membangkitkan semangat, menopang kekuatan diri, juga sebaliknya mampu menjadi mesin penghancur mimpi. Image : intisari-online.com Terkait dengan efek negatif Kekuatan Kata-Kata tersebut, kali ini sebuah artikel karya Rahmi Yulia, seorang Duta Bahasa Nasional sengaja saya pilihkan buat para reader untuk melihat betapa Kesantunan yang dulunya melekat sebagai jati diri bangsa Indonesia, kini tengah dilanda krisis yang hebat, ditandai dengan maraknya kekerasan verbal di area publik. OK, langsung aja di cekidot, check it out maksudnya :) I. PENDAHULUAN Sejak sekolah dasar, guru di Indonesia pada umumnya telah memberitahu bahwa bahasa menunjukkan bangsa. Slogan ini membutuhkan deksripsi dan narasi yang argumentatif. Bahasa pada ungkapan bahasa menunjukkan bangsa mengacu pada dua hal: pertama bahasa itu sendiri dengan seg...

Sekali Membentak Ribuan Sel Otak Anak Rusak

"Tahukan Anda di dalam setiap kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian mampu membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan mampu membunuh lebih dari 10 milyar sel otak saat itu juga. Sebaliknya 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 trilyun sel otak saat itu juga.” Dari beberapa artikel dan penelitian disebutkan bahwa, satu bentakan merusak milyaran sel-sel otak anak kita. Hasil penelitian Lise Gliot, berkesimpulan pada anak yang masih dalam pertumbuhan otaknya yakni pada masa golden age (2-3 tahun pertama kehidupan, red), suara keras dan membentak yang keluar dari orang tua dapat menggugurkan sel otak yang sedang tumbuh. Sedangkan pada saat ibu sedang memberikan belaian lembut sambil menyusui, rangkaian otak terbentuk indah. Penelitian Lise Gliot ini sendiri dilakukan sendiri pada anaknya dengan memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah monit...

Penegasan mendikbud Soal UN 2015 (Tunggu Permen)

walaupun belum dinyatakan secara utuh dalam sebuah Peraturan Menteri , hasil kelulusan Ujian Nasional tahun 2015 dipastikan 100% ditentukan oleh masing-masing sekolah. Diharapkan sekolah berlaku jujur untuk kepentingan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Image : visiuniversal.blogspot.com "Pelaksanaannya (UN) tetap. Hasilnya saja yang ditentukan oleh pihak sekolah masing-masing," kata Anies pada acara Seminar Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 di Medan seperti dilansir dari Antara, Sabtu (10/1). Anies mengatakan, meski hasil kelulusan UN sudah dinyatakan ditentukan 100 persen oleh sekolah, detail lainnya seperti soal UN masih dibahas. "Sekarang ini yang sudah saya nyatakan adalah soal keputusan bahwa hasil kelulusan UN 100 persen akan ditentukan masing-masing pihak sekolah. Sedangkan detail lainnya, 10 hari lagi akan saya umumkan karena masih dalam tahap pembahasan," katanya. Menurut dia, soal kejujuran hasil UN perlu mendapat perhatian besar...