Langsung ke konten utama

GBPNS di Madrasah Negeri Tak Lagi Disyaratkan SK Kanwil/Kemenag maupun Bupati

Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama(SK Dirjen Pendis Kemenag) nomor 1366 tahun 2014 tanggal 10 Maret 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Fungsional bagi guru RA/Madrasah bukan Pegawai Negeri Sipil (GBPNS) mensyaratkan GBPNS yang bertugas di madrasah negeri penerbitan SK Pengangkatannya harus dari kepala Kantor Wilayah kementerian Agama Propinsi atau Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Sementara itu, Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 229 tahun 2013 tentang Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) di lingkungan Kementerian Agama Tahun 2014, kepala madrasah negeri secara ex-officio adalah Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Ini membawa implikasi bahwa kepala madrasah negeri berhak mengangkat GBPNS yang bertugas di madrasah negeri yang dipimpinnya.

Dengan demikian, keputusan yang termuat dalam SK dirjen pendis no.1366 tahun 2014 tanggal 10 Maret 2014 yang mensyaratkan SK pengangkatan oleh kepala Kantor Wilayah kementerian Agama Propinsi atau Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota menjadi tidak relevan.

Demikian termuat dalam Surat Edaran Dirjen Pendis no.SE/Dj.I/PP.00/140/2014 yang menegaskan bahwa hak tunjangan GBPNS di madrasah negeri sepenuhnya menjadi wewenang kepala madrasah negeri yang bersangkutan, sekaligus membatalkan keputusan beliau no.1366 tahun 2014.

Catatan : SE/Dj.I/PP.00/140/2014 ini beserta KMA no.20 tahun 2014 (Pembaharuan KMA 229 tahun 2013) dan beberapa regulasi lainnya dapat diunduh disini, satu set dengan SE tentang Pengaktifan NUPTK.

http://wasdikmad.blogspot.com/2015/01/gbpns-di-madrasah-negeri-tak-lagi.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kekeraasan Verbal dan Krisis Kesantunan

Di salah satu blog saya yang lain, saya pernah memposting sebuah artikel tentang Kekuatan Kata-Kata, bagaimana ia mampu merubah rasa empaty, membangkitkan semangat, menopang kekuatan diri, juga sebaliknya mampu menjadi mesin penghancur mimpi. Image : intisari-online.com Terkait dengan efek negatif Kekuatan Kata-Kata tersebut, kali ini sebuah artikel karya Rahmi Yulia, seorang Duta Bahasa Nasional sengaja saya pilihkan buat para reader untuk melihat betapa Kesantunan yang dulunya melekat sebagai jati diri bangsa Indonesia, kini tengah dilanda krisis yang hebat, ditandai dengan maraknya kekerasan verbal di area publik. OK, langsung aja di cekidot, check it out maksudnya :) I. PENDAHULUAN Sejak sekolah dasar, guru di Indonesia pada umumnya telah memberitahu bahwa bahasa menunjukkan bangsa. Slogan ini membutuhkan deksripsi dan narasi yang argumentatif. Bahasa pada ungkapan bahasa menunjukkan bangsa mengacu pada dua hal: pertama bahasa itu sendiri dengan seg...

Sekali Membentak Ribuan Sel Otak Anak Rusak

"Tahukan Anda di dalam setiap kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian mampu membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan mampu membunuh lebih dari 10 milyar sel otak saat itu juga. Sebaliknya 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 trilyun sel otak saat itu juga.” Dari beberapa artikel dan penelitian disebutkan bahwa, satu bentakan merusak milyaran sel-sel otak anak kita. Hasil penelitian Lise Gliot, berkesimpulan pada anak yang masih dalam pertumbuhan otaknya yakni pada masa golden age (2-3 tahun pertama kehidupan, red), suara keras dan membentak yang keluar dari orang tua dapat menggugurkan sel otak yang sedang tumbuh. Sedangkan pada saat ibu sedang memberikan belaian lembut sambil menyusui, rangkaian otak terbentuk indah. Penelitian Lise Gliot ini sendiri dilakukan sendiri pada anaknya dengan memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah monit...

Penegasan mendikbud Soal UN 2015 (Tunggu Permen)

walaupun belum dinyatakan secara utuh dalam sebuah Peraturan Menteri , hasil kelulusan Ujian Nasional tahun 2015 dipastikan 100% ditentukan oleh masing-masing sekolah. Diharapkan sekolah berlaku jujur untuk kepentingan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Image : visiuniversal.blogspot.com "Pelaksanaannya (UN) tetap. Hasilnya saja yang ditentukan oleh pihak sekolah masing-masing," kata Anies pada acara Seminar Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 di Medan seperti dilansir dari Antara, Sabtu (10/1). Anies mengatakan, meski hasil kelulusan UN sudah dinyatakan ditentukan 100 persen oleh sekolah, detail lainnya seperti soal UN masih dibahas. "Sekarang ini yang sudah saya nyatakan adalah soal keputusan bahwa hasil kelulusan UN 100 persen akan ditentukan masing-masing pihak sekolah. Sedangkan detail lainnya, 10 hari lagi akan saya umumkan karena masih dalam tahap pembahasan," katanya. Menurut dia, soal kejujuran hasil UN perlu mendapat perhatian besar...