Langsung ke konten utama

Bukan Sekedar Pengajar Tapi Pendidik

Berbeda dengan semata mengajar yang hanya merupakan proses transformasi ilmu,mendidik berarti menjadikan seseorang berilmu dan mengamalkan ilmunya untuk kebaikan serta terus mendorong anak didiknya untuk terus menambah ilmunya dan menjadikan setiap tambahan ilmu yang didapatkan juga menambah setiap prilaku atau kehidupannya berangsur menjadi lebih baik dan lebih baik lagi, begitu seterusnya tanpa terputus.

Sumber Foto : PP Darul Quran (pppa.or.id)
Tujuan utama dari sebuah lembaga pendidikan adalah menghasilkan anak didik yang tidak hanya memiliki prestasi tapi juga memiliki akhlak yang baik. Maka itu tenaga pendidik memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai tujuan dan cita-cita tersebut. Media tercanggih dan fasilitas lengkap belum cukup apabila belum dilengkapi tenaga pendidik yang baik. Dengan latar belakang itulah Rumah Tahfidz Darul Quran Ridho Gusti Pandowoharjo Sleman mengadakan kajian membahas tentang bagaimana menjadi seorang pendidik. Kajian yang dilaksanakan beberapa bulan lalu di Masjid Gondang Legi, Sleman dihadiri oleh guru-guru TPA, mulai umur 17 sampai 55 tahun.

Sarju Winardi, dosen dari Fakultas Teknik UGM, yang menjadi pemateri dalam acara ini membahas seputar perbedaan tenaga pendidik yang melaksanakan tugasnya dengan mendidik atau hanya sekedar mengajar saja. Menurut beliau mengajar berarti membuat seseorang menjadi berilmu, yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu atau paham, yang sebelumnya belum bisa menjadi bisa atau terampil. Sedangkan mendidik memiliki makna yang jauh lebih luas dari sekedar mengajar. Mendidik berarti menjadikan seseorang berilmu dan mengamalkan ilmunya untuk kebaikan serta terus mendorong anak didiknya untuk terus menambah ilmunya dan menjadikan setiap tambahan ilmu yang didapatkan juga menambah setiap prilaku atau kehidupannya berangsur menjadi lebih baik dan lebih baik lagi, begitu seterusnya tanpa terputus.

Perbedaan antara mengajar saja dan mendidik inilah yang sering di abaikan bahkan dilupakan oleh sebagian besar guru atau tenaga pendidik, baik itu guru TPA atau guru-guru dengan makna lebih luas lagi. Sehingga apabila tenaga pendidik atau yang pada objek saat ini adalah para guru TPA menyadari bahwa tugas mereka bukan hanya mengajar tapi lebih dari itu yakni sebagai pendidik bagi generasi penerus. Sehingga apabila mereka sudah menyadari berarti mereka harus juga siap dengan segala aspek dari kegiatan sebuah pendidikan, mulai dari mentransfer ilmu pengetahuan, serta membiasakan prilaku atau sikap dengan tauladan dari tenaga pendidik tersebut. Dan hal yang paling penting adalah terus berupaya membangkitkan semangat belajar atau semangat untuk memperbaiki diri dari setiap peserta didik.

"Berarti banyak juga yang belum kita tahu soal mengajar yang sebenarnya." Gumam salah seorang peserta. "Yah kita benerin dikit-dikitlah, wong kita ini kerja modalnya Cuma semangat.." Imbuhnya lagi.

Kesimpulannya memang tidak mudah menjadi seorang tenaga pendidik, namun dibalik ketidak-mudahan tersebut apabila kita mampu dan tekun menjalani dengan penuh ikhlas dan tanggung jawab akan mengantarkan kita pada bagian dari mereka yang Allah tinggikan derajatnya seperti yang tersurat pada Al-Qur'an surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat".

Sumber : pppa.or.id
http://wasdikmad.blogspot.com/2014/12/bukan-sekedar-pengajar-tapi-pendidik.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kekeraasan Verbal dan Krisis Kesantunan

Di salah satu blog saya yang lain, saya pernah memposting sebuah artikel tentang Kekuatan Kata-Kata, bagaimana ia mampu merubah rasa empaty, membangkitkan semangat, menopang kekuatan diri, juga sebaliknya mampu menjadi mesin penghancur mimpi. Image : intisari-online.com Terkait dengan efek negatif Kekuatan Kata-Kata tersebut, kali ini sebuah artikel karya Rahmi Yulia, seorang Duta Bahasa Nasional sengaja saya pilihkan buat para reader untuk melihat betapa Kesantunan yang dulunya melekat sebagai jati diri bangsa Indonesia, kini tengah dilanda krisis yang hebat, ditandai dengan maraknya kekerasan verbal di area publik. OK, langsung aja di cekidot, check it out maksudnya :) I. PENDAHULUAN Sejak sekolah dasar, guru di Indonesia pada umumnya telah memberitahu bahwa bahasa menunjukkan bangsa. Slogan ini membutuhkan deksripsi dan narasi yang argumentatif. Bahasa pada ungkapan bahasa menunjukkan bangsa mengacu pada dua hal: pertama bahasa itu sendiri dengan seg...

Sekali Membentak Ribuan Sel Otak Anak Rusak

"Tahukan Anda di dalam setiap kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian mampu membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan mampu membunuh lebih dari 10 milyar sel otak saat itu juga. Sebaliknya 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 trilyun sel otak saat itu juga.” Dari beberapa artikel dan penelitian disebutkan bahwa, satu bentakan merusak milyaran sel-sel otak anak kita. Hasil penelitian Lise Gliot, berkesimpulan pada anak yang masih dalam pertumbuhan otaknya yakni pada masa golden age (2-3 tahun pertama kehidupan, red), suara keras dan membentak yang keluar dari orang tua dapat menggugurkan sel otak yang sedang tumbuh. Sedangkan pada saat ibu sedang memberikan belaian lembut sambil menyusui, rangkaian otak terbentuk indah. Penelitian Lise Gliot ini sendiri dilakukan sendiri pada anaknya dengan memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah monit...

Penegasan mendikbud Soal UN 2015 (Tunggu Permen)

walaupun belum dinyatakan secara utuh dalam sebuah Peraturan Menteri , hasil kelulusan Ujian Nasional tahun 2015 dipastikan 100% ditentukan oleh masing-masing sekolah. Diharapkan sekolah berlaku jujur untuk kepentingan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Image : visiuniversal.blogspot.com "Pelaksanaannya (UN) tetap. Hasilnya saja yang ditentukan oleh pihak sekolah masing-masing," kata Anies pada acara Seminar Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 di Medan seperti dilansir dari Antara, Sabtu (10/1). Anies mengatakan, meski hasil kelulusan UN sudah dinyatakan ditentukan 100 persen oleh sekolah, detail lainnya seperti soal UN masih dibahas. "Sekarang ini yang sudah saya nyatakan adalah soal keputusan bahwa hasil kelulusan UN 100 persen akan ditentukan masing-masing pihak sekolah. Sedangkan detail lainnya, 10 hari lagi akan saya umumkan karena masih dalam tahap pembahasan," katanya. Menurut dia, soal kejujuran hasil UN perlu mendapat perhatian besar...